Tidak ada yang menyangka bahwa dunia akan terserang virus corona yang menyebar berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Hingga saat ini, tidak ada yang bisa menjamin kapan virus ini akan menghilang, namun dunia sedang mencoba berdamai dengannya. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan sekolah online bagi sekolahan di Indonesia.
Tidak ada yang menyangka bahwa semua sekolahan baik dari mulai tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan harus menjalankan sekolah online. Apalagi metode ini tergolong sangat baru dan asing bagi sebagian besar siswa dan guru. Bukan hanya karena terbatasnya media yang ada, namun juga metode yang belum dikembangkan sebelumnya.
Sudah Siapkah Siswa Indonesia untuk Sekolah Online?
Pertanyaannya adalah, apakah pendidikan Indonesia tidak siap dengan perubahan yang semakin maju? Atau siapa yang sebenarnya tidak siap dengan perubahan ini? Mari simak dan membahas lebih detail mengenai tantangan pendidikan yang dihadapi saat ini:
1. Media Elektronik yang Terbatas
Salah satu hambatan dari sekolah online adalah banyaknya siswa yang tidak memiliki media elektronik sebagai media belajar. Apalagi bagi para siswa yang tinggal di desa dan tidak terbiasa dengan handphone bisa membuat proses belajar menjadi lebih sulit. Jadi, hal ini harus menjadi pertimbangan bagi dunia pendidikan Indonesia jika ingin mengubah metode menjadi belajar online.
Selain para siswa, para guru pun juga mengalami hal yang sama. Namun, selain handphone, sinyal yang terkadang tidak lancar membuat proses belajar mengajar menjadi tidak lancar. Hal ini membuat para siswa sulit menangkap maksud dan tujuan dari penjelasan guru dan sebaliknya. Maka, sebelum melanjutkan proses pembelajaran online, ada baiknya untuk memperbaiki sistem IT-nya terlebih dahulu.
Apabila media dan sinyalnya sudah mendukung, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah untuk dijalankan. Jadi, pastikan semua murid dan guru memiliki dan mengetahui cara menggunakan media elektronik untuk proses belajar mengajar.
2. Metode yang Tepat
Selain media elektronik yang belum siap, pendidikan Indonesia belum mempersiapkan metode belajar dengan sistem online. Selama ini baik siswa dan guru terbiasa dengan pembelajaran yang bertemu langsung sehingga kaget ketika harus menjalani sekolah online. Banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika harus menggunakan metode biasanya namun dengan sistem online.
Dengan tidak bertemu secara langsung, para murid sulit memahami maksud dan tujuan dari instruksi para guru. Hal ini tidak jarang membuat siswa tidak menangkap inti pembelajaran yang dimaksud oleh guru. Selain itu, seringkali siswa menjadi bosan ketika belajar secara online. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pula sebuah metode untuk pembelajaran online baik untuk guru dan siswanya.
3. Ujian yang Tidak Efektif
Jika selama ini para siswa dinilai dari ujian yang diadakan setiap masa pengajaran, maka ketentuan ini berubah dengan adanya corona. Ujian tetap diadakan untuk mengevaluasi para siswa, namun cara ini dirasa kurang efektif terutama dengan proses belajar online. Salah satu alasan ujian dirasa tidak efektif adalah karena proses pengerjaannya yang tidak diawasi oleh guru.
Selain itu, para guru akan mengalami kesulitan dalam menentukan kelulusan atau kenaikan siswa hanya dari ujian online. Oleh karena itu, jika memang Indonesia ingin menerapkan belajar online, maka proses penilaian juga harus diubah. Jadi ketentuan siswa naik atau tidak, tidak hanya dilihat dari nilai ujiannya saja.
4. Siswa & Orang Tua yang Belum Mandiri
Dalam proses belajar online, siswa dan orang tua diharapkan bisa mandiri dan belajar sendiri juga. Namun, seringkali baik siswa dan orang tua belum siap dengan kondisi ini dan bergantung terlalu besar pada guru. Padahal guru telah memberikan panduan dan latihan yang jelas kepada para siswa untuk dikerjakan. Jadi, apabila ingin menerapkan belajar online, maka baik para siswa dan orang tua harus menyiapkan diri untuk menjadi mandiri.
Cara Membuat Sekolah Online Menjadi Efektif
Meskipun tergolong baru dan asing, namun bukan berarti belajar online tidak efektif. Jika dilakukan dengan dukungan keluarga dan sungguh-sungguh, maka proses belajar bisa menjadi efektif. Oleh karena itu, agar pembelajaran menjadi efektif, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Partisipasi Keluarga
Salah satu fasilitator pembelajaran selain guru adalah anggota keluarga. Oleh karena itu, jika memutuskan untuk belajar di rumah, maka pastikan semua anggota keluarga mendukung dan membantu siswanya. Hal ini bertujuan agar proses belajar menjadi lebih mudah dan tentunya efektif.
2. Ruangan untuk Belajar
Pastikan anak fokus ketika belajar dengan memberikan ruang belajar tersendiri. Jadi, ketika proses belajar dimulai, siswa tersebut harus berada di ruangan tersebut tanpa gangguan orang lain. Dengan begitu, para siswa bisa fokus belajar tanpa fokusnya teralihkan dengan hal lain.
Baca juga: Resesi Ekonomi Indonesia, Apakah yang akan Terjadi?
3. Biasakan Anak Menjadi Mandiri
Perlahan namun pasti, biasakan siswa menjadi mandiri dengan belajar sendiri. Jadi, tanpa menunggu diajarkan oleh guru, para siswa sudah belajar dan membaca materinya terlebih dahulu. Hal ini akan membuat proses belajar online juga menjadi lebih efektif.
Jadi, meskipun saat ini kondisi pendidikan Indonesia tidak sepenuhnya siap, namun bukan berarti mustahil. Proses pembelajaran ini masih sangat berpotensi dan bisa mengembangkan pendidikan di Indonesia.