Usaha di bidang kuliner dikenal memiliki pangsa pasar yang luas dan keuntungan menjanjikan. Selain banyak diminati, bisnis kuliner juga tidak membutuhkan modal yang besar.
Menjual makanan yang sedang populer atau kekinian seperti roti bakar bisa menjadi ide bisnis yang perlu dipertimbangkan.
Supaya usaha dapat berjalan dengan baik, maka seorang pengusaha perlu membuat bisnis plan makanan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berjualan.
Pengusaha perlu melakukan inovasi dengan tambahan topping atau rasa lain yang bervariasi. Bahkan pengusaha juga harus bisa membuat promosi yang kreatif dan menarik untuk meningkatkan daya tarik tersendiri dan membedakan dari yang lain.
Mulai dari potongan harga, produk gratis dengan minimal pembelian ataupun lainnya. Dengan begitu, secara tidak langsung konsumen akan tertarik untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut.
Tidak hanya mengandalkan ide bisnis yang populer saja, namun mempertimbangkan modal dan juga keahlian yang di punya sangatlah penting.
Hal ini akan dilakukan rincian secara detail pula pada bisnis plan yang akan dibuat nantinya. Tertarik untuk mempunyai bisnis sendiri?
Inilah beberapa informasi mengenai rencana usaha yang perlu diketahui agar berjalan lancar dan sukses.
Mengapa Sebuah Usaha Membutuhkan Bisnis Plan?
Menyusun perencanaan atau bisnis plan menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan sebelum memulai suatu usaha.
Perencanaan bisnis yang baik akan memberikan pengaruh bagus bagi kelangsungan usaha di masa depan.
Biasanya bisnis plan makanan disusun sesuai kebutuhan produksi, seperti melakukan perhitungan biaya produksi, mengetahui target pasar serta menganalisis keuntungan yang di dapat.
Selain itu, keuntungan lain jika membuat bisnis plan adalah untuk mengetahui siapa yang menjadi pesaing ataupun kompetitor bisnis yang di punya.
Bahkan akan terdeteksi secara mudah siapa saja customer hingga supplier yang memasok bahan-bahan. Bisa dibilang perencanaan ini akan menerangkan secara detail segala kebutuhan maupun rincian dan bagaimana kelangsungan bisnis yang sedang dibangun.
Salah satu contohnya yaitu pada bisnis roti bakar. Dalam membuat roti bakar sebenarnya cukup mudah dan tidak membutuhkan teknik khusus dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan roti bakar juga tidak membutuhkan banyak waktu.
Bahan utama yang diperlukan yaitu roti tawar dan mentega, keju, selai coklat, meses, serta selai buah-buahan beraneka rasa (nanas, stroberi, srikaya, blueberry). Untuk peralatannya pun cukup sederhana seperti pisau, baskom, nampan, serta alat pemanggang roti.
Bahan yang dibutuhkan juga harus berkualitas tinggi karena akan mempengaruhi rasa pada roti bakar. Selain itu, untuk memastikan jika konsumen mendapatkan produk terbaik sesuai yang diinginkan.
Produk akan dikemas dalam kantong kertas atau plastik dengan desain unik dan berisi informasi mengenai komposisi bahan yang digunakan. Kemudian, produk siap dijual langsung pada konsumen baik secara online atau offline dengan berjualan di kedai atau gerobak.
Contoh Bisnis Plan Makanan Untuk Roti Bakar
Sebelum merintis usaha ada baiknya jika seseorang mulai memikirkan tentang perencanaan bisnis.
Bisnis plan makanan perlu dibuat secara jelas supaya lebih mudah mengetahui kebutuhan untuk proses produksi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat perencanaan bisnis sebagai berikut.
1. Target dan Sasaran Pemasaran
Roti bakar memang makanan yang umum dijual dan pastinya akan memiliki banyak pesaing.
Untuk itu, seorang pengusaha harus mempunyai inovasi baru untuk membuat kreasi menu baru yang berbeda dari yang lain. Melakukan promosi yang kreatif dan unik juga akan menarik perhatian konsumen untuk mencoba produk yang dijual.
Pengusaha dapat memanfaatkan media sosial untuk menjaring konsumen yang lebih banyak. Memberikan diskon atau promo bisa menjadi cara ampuh mendatangkan pelanggan.
2. Menentukan Harga Jual Produk
Selanjutnya, pengusaha perlu menentukan harga jual produknya di pasaran untuk menghindari kesalahan ketika melakukan perhitungan laba.
Roti bakar biasanya dijual sekitar Rp.10.000 sampai Rp.15.000 per buah. Harga tersebut akan disesuaikan dengan topping dan rasa yang dipilih pelanggan, misalnya untuk varian coklat dan keju harganya sekitar Rp.12.000.
Untuk menghitung penghasilan bruto per malam dapat dilakukan dengan mengalikan harga rata-rata dan rata-rata penjualan per malam.
Misal per malam dapat menjual kurang lebih 15 bungkus roti bakar dengan harga rata-rata sekitar Rp.11.000. Maka penghasilan bruto yang dihasilkan sebesar Rp.165.000 per malam dan Rp.4.950.000 tiap bulan.
3. Menghitung Modal Keseluruhan
Keseluruhan modal dapat di hitungan dengan mengetahui biaya bahan baku dan biaya operasional. Pembiayaan untuk keperluan bahan baku setiap bulannya membutuhkan dana kurang lebih Rp.2.500.000.
Sedangkan, biaya operasional per tahun sekitar Rp.3.500.000 untuk membeli peralatan. Maka modal awal yang dibutuhkan dalam roti bakar ini kurang lebih Rp.6.000.000.
Baca Juga: BCA Bisnis VPN: KlikBCA Bisnis, Solusi Internet Banking Untuk Pengusaha
4. Melakukan Analisis Keuntungan
Setelah menghitung jumlah keseluruhan modal, saatnya untuk menghitung berapa keuntungan yang diperoleh dari berjualan roti bakar. Melalui bisnis plan makanan, pengusaha dapat menghitung melalui jumlah pendapatan serta biaya operasional per bulan.
Untuk pendapatan dilakukan dengan menghitung harga jual dan jumlah produk yang terjual yaitu sebesar Rp.4.950.000.
Kemudian, pendapatan akan dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp.3.500.000. Sehingga keuntungan atau laba bersih yang dihasilkan usaha roti bakar ini mencapai Rp.1.450.000 setiap bulannya.
Itulah informasi seputar bisnis plan makanan, terutama untuk usaha roti bakar dan bagaimana memasarkannya.
Roti bakar merupakan kuliner sederhana yang banyak digemari masyarakat. Modal untuk memulai bisnis ini juga tidak terlalu besar namun memiliki peluang penghasilan yang menguntungkan.
Tentunya pengusaha harus membuat perencanaan bisnis secara rinci, supaya dapat menghitung keuntungan yang dihasilkan lebih jelas. Rajin melakukan promosi juga sangat penting dilakukan untuk menarik daya beli pelanggan dan memperluas jaringan usaha di masa depan.