Saat ini mulai banyak bermunculan investor-investor pemula dan banyak yang memilih reksadana. Reksadana sendiri adalah wadah pengumpulan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi di pasar modal. Dana ini kemudian diatur oleh manajemen investasi sebelum disalurkan. Akan tetapi, tidak sedikit investor pemula yang kebingungan cara memilih reksadana di Pasar Modal Indonesia.
Dibandingkan investasi langsung, reksadana memiliki jarring pengaman yang cukup aman untuk pemula walau tetap memiliki resiko. Investor tetap harus melakukan diversifikasi agar uang tidak hilang dalam satu jenis investasi.
Apalagi reksadana akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang sudah berpengalaman sesuai bidangnya. Jika ingin lebih aman, selalu pastikan investor tetap memilih reksadana yang baik. Tentu hal ini tidak akan mudah mengingat ada ribuan reksadana dari manajer investasi. Berikut 6 cara memilih reksadana dengan benar!
1. Pertimbangkan dengan baik antara Risiko dan Return
Setiap investasi pasti memiliki resiko yang berbeda. Fluktuasi juga dapat terjadi di investasi reksadana, sehingga tidak selalu naik tergantung dengan naik turunnya nilai di pasaran juga manajer investasi itu sendiri.
Investor juga memiliki profil risiko yang berbeda. Investor dengan profil risiko agresif mudah menerima gejolak harga yang lebih tinggi. Hal ini mempengaruhi penempatan investasi yang lebih dominan ke reksadana saham, sedangkan investor dengan profil risiko moderat tidak akan menerima gejolak harga yang terlalu besar. Biasanya, penempatan investasi investor resiko moderat akan diletakan pada reksadana obligasi dan pasar uang yang lebih stabil.
Investor harus memperhatikan return keuntungan. Tidak bisa terus berfokus pada keuntungan jangka pendek, tapi harus memperhatikan konsistensi kinerja selama 5 atau 10 tahun ke belakang. Resiko yang diambil oleh pengelola reksadana juga harus diperhatikan. Ingat, mencetak keuntungan secara konsisten dalam jangka panjang lebih penting daripada keuntungan singkat jangka pendek.
2. Menyesuaikan Tujuan Investasi dengan Reksadana
Pertama kali memilih reksadana, pastikan pilihan sesuai dengan tujuan finansial. Investor harus memikirkan jangka waktu investasi sebelum memilih reksadana. Rencakanlah investasi dengan matang sebelum mengambil jenis investasi.
JIka ingin berinvestasi dalam jangka pendek, Reksadana Pasar Uang bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika ingin menjalankan Reksadana saham, butuh waktu yang lama atau jangka panjang. Karena itulah sebelum mengambil reksadana, ada baiknya menentukan tujuan investasi dan mempersiapkan kondisi keuangan.
3. Riset Rekam Jejak Manajer Investasi
Sebelum bekerja sama dengan manajer investasi, ada baiknya melakukan analisis. Investor wajib menyeleksi manajer investasi dengan track record dan reputasi yang baik. Pertimbangkan apakah skill dan pengalaman yang dimiliki oleh manajer ivestasi sudah baik dalam mengelola investasi atau memiliki rekam jejak yang buruk.
Selain itu, manajer investasi juga harus patuh dalam memilih komposisi investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang ditetapkan OJK atau peraturan yang berlaku. Jika track record yang dimiliki bermasalah, ada baiknya para investor mencari manajer investasi lain yang jauh lebih aman.
Misalnya saja, beberapa manajer investasi lebih berpengalaman di reksadana saham dibanding pendapatan tetap, dan ada juga yang lebih ahli di reksadana pendapatan tetap. Investor bisa membaca prospektus reksa dana beserta profil perusahaan dengan berita-berita yang ada.
Investor harus memastikan kemampuan, kualitas, serta pengalaman pengelola investasi beserta timnya agar investasi reksadana yang diambil tetap aman dan minim resiko. Jangan sesekali mengambil manajer investasi yang salah atau bisa berakibat fatal.
4. Perhatikan Portofolio Saham yang Dimiliki
Sebuah reksadana yang baik tentu harus memiliki portofolio dengan likuiditas yang baik sehingga menjaga NAB. Untuk saham investor, perhatikan apakah saham yang dimiliki termasuk kategori LQ-45, atau kualitas obligasi yang dilihat berdasarkan rating. Dengan portofolio yang tinggi dan bagus, para manajer investasi akan jauh lebih mudah menjual apabila terjadi penarikan atau redemption.
5. Strategi Investasi.
Cara memilih reksadana selanjutnya adalah melihat strategi yang digunakan manajer investasi dalam mengelola uang di Fund Fact Sheet. Fund fact sheet menunjukkan komposisi saham atau sektor-sektor yang dipilih sebagai tempat investasi.
Misalnya saja seorang manajer investasi reksadana mengalokasikan 40% untuk pertambangan, 11% sektor barang dan jasa, atau property dan real estate, sedangkan sisa lain pada sektor-sektor lain. Di sini, investor dapat memastikan apakah manajer investasi melakukan investasi di sektor yang sedang naik atau malah menurun.
6. Pentingkan Kenyamanan
Keyakinan investor dalam berinvestasi jelas didukung dengan data-data kuantitatif yang terpercaya. Namun, di sisi lain, berinvestasilah dengan penuh keyakinan serta mementingkan kenyamanan.
Kenyamanan dalam berinvestasi dapat memberikan manajer investasi sebuah kepercayaan dalam mengelola dana. Hubungan yang baik terjalin melalui komunikasi seperti investor gathering, program edukasi, atau pemberian update secara berkala dari manajer investasi. Pastikan komunikasi selalu terjalin agar tidak ada miskomunikasi yang bisa mengacaukan kepercayaan satu sama lain.
Reksadana memang menjadi pilihan banyak orang. Akan tetapi, bukan berarti reksadana tidak memiliki resiko sama sekali. Para investor harus tetap teliti dalam memilih instrumen saham agar menikmati untung yang lebih besar serta meminimalisir kerugian. Itulah 6 cara memilih reksadana yang benar!