Pendidikan adalah salah satu hal paling penting yang menjadi pondasi dasar pembangunan sebuah bangsa.
Pendidikan ini juga ditetapkan sebagai salah satu hak dasar dari setiap manusia yang harus dipenuhi oleh Bangsa Indonesia seperti yang ada pada Pasal 9(1), UU No 23 Tahun 2002.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan bahwa setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Mungkin tidak semua orang tau mengapa tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional. Peringatan ini sebenarnya baru ditetapkan setelah ada SK Presiden RI pada tahun 1959 lalu.
Seorang sosok dibalik dipilihnya 2 Mei adalah salah satu pahlawan besar yang berjasa di bidang pendidikan itu sendiri, Ki Hadjar Dewantara. Sebenarnya, 2 Mei sendiri adalah kelahiran beliau dan tanggal itu dipilih untuk mengenang jasa beliau.
Mengenal Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar dewantara adalah salah satu keturunan dari keluarga Kadipaten Pakualaman yang ada di Yogyakarta.
Lahir dengan Nama Raden Mas Soerjaningrat pada tanggal 2 Mei 1889 dan tumbuh menjadi salah satu aktivis pergerakan nasional pemberani. Sempat menjadi wartawan di beberapa surat kabar, Ki Hadjar Dewantara kemudian bergabung dengan Boedi Oetomo.
Hal yang paling mengesankan dari sosok ini adalah berhasil mendirikan Indische Partij (IP) bersama 2 orang lainnya. Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker adalah 2 sosok tersebut dan ketiganya kemudian dikenang dengan sebutan Tiga Serangkai.
Beliau sangat terkenal atas tulisan kritiknya mengenai pendidikan yang hanya bisa diakses orang kaya dan keturunan Belanda saja. Istilah Tut Wuri Handayani yang sangat ikonik pun berasal dari ajaran filosofis sosok yang satu ini.
Ki Hadjar Dewantara mulai membangun lembaga pendidikan sendiri yaitu Taman Siswa yang ada di Yogyakarta.
Melihat kiprahnya dalam usaha mencerdaskan bangsa, Ki Hadjar Dewantara pun diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Gelar doktor kehormatan juga sudah didapatkan beliau dari Universitas Gadjah Mada tepat dua tahun sebelum wafat.
Latar Belakang Hari Pendidikan Nasional
Salah satu tokoh penting dalam perjuangan Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara yang sudah dijadikan Bapak Pendidikan Nasional.
Peran penting beliau ada dalam membentuk sistem pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan di Indonesia. Pendirian Perguruan Taman Siswa adalah salah satu jasa beliau yang sangat berharga.
Perguruan Taman Siswa ini termasuk ke dalam tempat yang paling awal bagi para penduduk pribumi untuk bisa mendapatkan pendidikan yang setara.
Pada waktu itu, isu rasisme dan juga sistem kasta sedang tinggi-tingginya sehingga akses pendidikan bagi masyarakat nyaris tidak ada. Dalam era kolonial, hanya golongan priyayi dan orang keturunan Belanda asli yang bisa bersekolah.
Ki Hadjar Dewantara terus mengirimkan tulisan berisi kritik atas kondisi pendidikan pada golongan atas. Salah satu tulisan yang terkenal adalah Andai Saya Orang Belanda.
Tulisan ini ditulis dalam Bahasa Belanda dengan judul Als Ik Eens Nederlander Was, yang membuatnya harus diasingkan ke Pulau Bangka.
Geliat beliau di dunia pendidikan semakin terbuka lebar saat Indonesia merdeka dan Ia dijadikan Menteri Pendidikan yang pertama.
Di bawah komando beliau, kemajuan bidang pendidikan tergolong sangat pesat dan memuaskan. Banyak dilakukan pembangunan infrastruktur pendidikan dan juga pembentukan sistem yang baru saat itu.
Karena jasa yang sangat besar terhadap dunia pendidikan inilah tanggal lahir beliau dijadikan sebagai hari pendidikan nasional. Negara ingin mengenang salah satu pahlawan besar di dunia pendidikan sampai kapanpun.
Memaknai Hari Pendidikan Nasional Saat Ini
Kehadiran hari pendidikan nasional saat ini mungkin sudah banyak bergeser dan tidak penting bagi siswa.
Tetapi sebenarnya banyak makna yang bisa diambil dari perayaan hari besar satu ini karena memang ada banyak hikmah di baliknya. Ini dia beberapa hal yang perlu dimaknai saat hari pendidikan tiba:
1. Mencontoh Semangat Ki Hadjar Dewantara
Nah ketika saat ini pendidikan sudah tergolong lebih mudah untuk diakses, sebagian dari kita mungkin merasa malas dalam menimba ilmu.
Hari pendidikan seharusnya menjadi momentum untuk mengingatkan kembali bagaimana perjuangan Bapak Pendidikan Nasional menjadikan pendidikan mudah diakses.
2. Terus Belajar di Formal atau Informal
Gagasan besar lain dari Ki Hadjar Dewantara adalah mengenai tiga sentral pendidikan yang paling punya peran penting. Beliau menjelaskan bahwa pendidikan berlangsung di tiga tempat yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dari gagasan ini pelajar diharapkan bisa memaknai bahwa belajar tidak hanya di sekolah tetapi di kehidupan sehari-hari juga.
3. Belajar untuk Budi Pekerti Luhur
Saat ini banyak pelajar salah kaprah yang menjadikan nilai rapor dan hasil ujian sebagai tujuan utama tanpa memperhatikan aspek lain. Sekolah tidak hanya untuk mendapat nilai bagus saja tetapi juga membentuk pribadi bangsa yang santun dan luhur. Jadi hari pendidikan bisa menjadi momentum untuk terus mengingat hal ini.
4. Memanfaatkan Kesempatan Belajar Secara Maksimal
Dulu, kesempatan belajar bagi masyarakat pribumi sangatlah sempit bahkan nyaris tidak ada.
Sistem kasta yang mengagungkan kaum priyayi dan juga masyarakat Belanda membuat pendidikan tidak bisa diakses semua individu. Ki Hadjar sudah membuka pintu lebar untuk akses pendidikan jadi hendaknya setiap pelajar mau belajar secara maksimal.
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Membuat Pidato tentang Pendidikan yang Menarik?
5. Menjadi Momen Mengingat Jasa Pahlawan
Ir. Soekarno pernah berkata dalam salah satu pidatonya yang terkenal, “Jasmerah” ini merupakan singkatan jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Nah hari pendidikan ini bisa menjadi momen mengingat bagaimana perjuangan pahlawan terhadap kebaikan bangsa. Setiap yang kita nikmati termasuk bangku sekolah, tidak lepas dari peran pahlawan pada masa penjajahan dulu.
Itu dia beberapa hal menarik dari hari pendidikan nasional yang harus selalu dipahami. Jangan jadikan tanggal 2 Mei sebagai simbol saja tetapi perlu dipahami betul bagaimana sejarah dan latar belakang di baliknya. Jadikan momen hari pendidikan untuk bertekad belajar lebih giat lagi dan mau mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat.